Thursday, February 19, 2009

Maafkan Diriku Gadis Kecilku

Hari ini Jum'at lagi............. hemmmmmmmmmm hatiku sedih. Aku menyambut hari jum'at ini tidak seperti jum'at biasanya yang selalu bahagia dan pulang tepat waktu. Seharusnya sih aku gembiri karena hari sabtu dan minggu adalah hari keluarga. Hari dimana aku dapat banyak meluangkan waktu bersama gadis-gadis kecilku, dan juga sang pahlawanku, tapi tidak untuk jum'at ini. Memang sih aku masih punya waktu sabtu dan minggu untuk menyibukkan diri dirumah, namun hari seninnya aku harus rela pergi keluar kota, ini namanya konsekwensi kerja.

Sebenarnya sih aku udah sering pergi keluar kota, berhari-hari meninggalkan keluarga, tapi yaa itu, bila kulihat wajah manis gadis-gadis kecilku hatiku miris rasanya tak rela mininggalkan mereka, rasanya aku tak ingin jauh dari mereka sedetikpun, seinchipun. Rasanya ingin selalu dekat mereka mendengar tangis, tawa, jeritan dan kelucuan yang membuatku selalu rindu.

Bila kuingat kelucuan si kakak dan imaginasinya saat ini aduhhhhhhhh menggemaskan, berlaku seperti orang dewasa dan ingin melakukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Tadi malam aja dia bantuin aku memasak, ma..ma...ma... tatak acak uda yaaaaaaa.... yaaaaaaaa dia merayuku dengan bahasa planetnya agar aku mengizinkannya ikut memasak bersamaku. Menangnya kakak bisa masak tanyaku ica, nok nihhh, ayulna tatak uat....... jawabnya untuk meyakitkanku sambil ditunjukkannya sayur yang lagi petiknya (lebih tepatnyasih disobek-sobek dan dihancurkan dari pada dipetik). Bagus.... Itu namanya anak pintar, komentarku pada sang kakak. Mendengar komentarku dia makin semangat untuk memetik dan mengobok - obok sayuran yang ada didepan matanya. hehhhhhhmmmmmmmmmm selaku dalam hati sambil senyum mengembang dibibirku melihat tingkahnya membantuku memasak.

Atau dikala aku membayangkan si adik, aku sering tersenyum sendiri. Setibanya aku dirumah di setiap sore usai jam kerja kantor adik akan selalu menungguku di depan pintu rumah seusai mandi sore sambil duduk di becak favoritnya. Adik akan selalu molompat-lompat kegirangan dan mengoyang - goyangkan tangannya bila mendengar deru motorku di kejauhan, seakan-akan dia ingin berkata, nah ini dia mama pulang, kan suara motornya udah kedengaran ini pasti mama. Adik akan terus melompat sampai dia melihat aku mematikan mesin motor dan membuka helm lalu tersenyum lebar melihat wajahku. lalu keluarlah komat kamitnya, mama, ma, ma, mama, mama, mama, ma....maaaaaaaaaaaammmmmmmmmmmmmmaaaaaa..... sambil dia mengangkatkan kedua tangannya minta di peluk dan digendong. mantranya akan selesai diucapkan bila adik telah ada dalam gendonganku.

Tapi upsss aku tak boleh cengeng dan terlalu sentimentil, life must go on. Aku tidak boleh menunjukkan kesedihanku kepada mereka. Gadis-gadis kecilku tak boleh tahu kalau aku sebenarnya sedih karena bila tahu mereka akan lebih sedih dari diriku tentunya, bukankah yang diketahui oleh gadis-gadis kecilku dan juga sang pahlawanku, aku adalah ibu yang tegar dan selalu bersemangat, yang selalu tersenyum walaupun setelah seharian lelah bekerja, juga selalu tertawa riang bila bermain bersama mereka dan selalu bernyanyi dengan suara yang pas-pasan ketika mereka hedak tidur.

Gadis kecilku tetaplah jadi anak yang baik yaaaa........... maafkan daku yang selalu meninggalkan kalian di rumah tapi satu yang pasti cintaku hanya untuk kalian, kalian adalah semangat dalam hidupku, pelupur laraku dan yang menjadikan aku ibu yang kuat dan tegar.






No comments:

Post a Comment