Sunday, February 8, 2009

Masih Manusiakah kita? atau binatang yang lebih manusiawi dari manusia


Beberapa hari ini seluruh media menyoroti tentang aksi demo dan pemukulan ketua DPRK Sumatera Utara yang berbuntut kepada kematian. Semua stasion televisi lokal yang ada di sumatera Utara maupun stasion TV nasional di Indonesia meliput dan membahas tragedi domonstrasi yang katanya dilakukan oleh para intelektual di Medan yang menginginkan pembentukan provinsi baru yaitu propinsi tapanuli.

Masih banyak rangkaian kejadian dan demonstrasi yang berujung dengan anarkis, yang kesemuanya itu hanya menghasilkan hujatan, pengrusakan dan juga penderitaan. Sepertinya semua orang di Indonesia ini lebih mengedepankan ego dan emosi dari pada kesadaran dan mawas diri. Padahal mahluk dimuka bumi yang mempergunakan ego dan emosi itu adalah binatang. Bukankah manusia bila berbuat dan bertindak mempergunakan akal pikiran dan iman (kesabaran). tapi yang banyak di pertontonkan belakangan ini adalah prilaku-prilaku binatang yang mementingkan emosi dan ego.

Tapi mari kita kedunianya binatang, sepertinya binatang sendiri bila menginginkan sesuatu tidak langsung menerkam dan menerjang. Bila kita memiliki waktu sejenak marilah kita sebagai manusia memikirkan prilaku binatang. contohnya binatang yang dekat dengan kehidupan kita sehari - hari yaitu kucing. Lihatlah si kucing, sang kucing akan mengeong dengan lembut dan manis ketika melihat makanan dan ingin memakan makanan tersebut, mengeong -ngoeng beberapa kali hingga sang pemilik makanan tau bahwasanya si kucing menginginkan makanan tersebut, sampai akhirnya sang pemilik makanan menyadari ada kucing yang mengincar makanannya dan apabila si pemilik makanan baik ia akan membagikan makanan tersebut kepada sang kucing. Si kucing terus mengeong dan mengelus - ulus sang pemilik makanan dengan bulunya yang lembut sehingga si pemilik makanan terketuk hatinya untuk memberi.
Begitu juga dengan binatang yang sangat buas sekaliber harimau dan singa. Ketika si raja rimba ini ingin mengambil makanan bukanlkh dia akan memantau si umpan terlebih dahulu, sehingga si umpan tau bahwa dirinya akan dimakan. Sang raja rimba saja memberikan kesempatan kepada umpannya untuk berlari dan menyelamatkan diri.

Kini kita kembali ke dunianya manusia, mari kita lihat manusia Indonesia yang katanya mementingkan demokrasi dan hak - hak azazi manusia. Manusia Indonesia yang katanya memiliki pengetahuan tinggi ketika ingin menyampaikan keinginannya melakukan berbagai cara salah satunya demostrasi. Kalau dulunya orang -orang mendengar kata -kata demokrasi akan menjadi salut dan bangga tapi sekarang bila orang mendengar kata kata demostrasi langsung akan membayangkan hal-hal yang buruk, hujatan, caci maki, pelemparan, pengrusakan dan semua hal yang berhubungan dengan perbuatan anarkis. Manusia Indonesia sekarang tidak lagi santun dan elegan ketika mengemukakan pendapat, memaksakan keinginannya kepada orng lain dan berbagai macam prilaku yang bertentangan dengan prilaku kemanusiaan bahkan binatang sekalipun.

Dalam kondisi yang seperti ini kita harapkan masih ada orang - orang yang memakai akal pikiran dan imannya ketika bertindak dan berbuat karena bila semua orang main paksa dan menang sendiri apa kata anak cucu kita nanti....... Siapa yang akan menjadi contoh dan panutan anak cucu kita di masa yang akan datang. Akankah kita membiarkan mereka malu kepada leluhur mereka atau malah mereka berbuat lebih parah dari para sang leluhur.



1 comment:

  1. *Tulisan anda menggugah nurani, salam kenal ya

    *Oh iya sy mengundang anda tuk membaca Novel sy yg berjudul HEXVERSTOONE di blog saya, kl gak keberatan sekalian di follow, mohon dukungannya

    *Salam hormat

    ReplyDelete